Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 4 Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial

BAB 4

Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial


KOSEP DIRI

Istilah diri berarti bagian dari individu yang terpisah dari bagian yang lainnya. Konsep diri dapat di artikan sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap dirinya sendiri (KBBI, 2008). Konsep diri merupakan suatu konstruk psikologis yang telah lama menjadi pembahasan dalam rana ilmu-ilmu social (Marsh dan Craven, 2008). Shafelson, hubner, dan Stanton (1976) menyatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, dimana persepsi ini di bentuk melalui pengalaman dan interprestasi terhadap dirinya sendiri. Menurut sosiawan, ada dua kommponen dalam konsep diri, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif disebut sebagai  citra diri (self Image). Sedangkan komponen afektif  adalah harga  diri (Self Esteem). Konsep diri terbentuk akibat pengalaman interaksi dengan orang lain, yaitu dengan menemukan apa yang orang lain pikirkan tentang diri individu tersebut.

 

KONSEP SIKAP

Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan untuk memasukkan semua objek yang mengarah pada reaksi seseorang. Ketiga komponen sikap: pengertian (cognition)pengaruh (affect), dan perilaku (behavior). Penting untuk dicatat bahwa definisi sikap adalah suatu tendensi atau kecenderungan dalam menjawab atau merespon dan bukan dalam menanggapi dirinya sendiri. Sikap bukanlah perilaku, tapi sikap mennghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku.

·         Komponen Sikap

Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap. Komponen emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek sikap. Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek/sikap.

·         Konsep Terdekat Sikap

        Konsep terdekat sikap  merupakan :

-         Kepercayaan : merupakan modal dalam menjalin hubungan baik      dengan orang lain.

-  Opini : merupakan respons yang diberikan seseorang, yaitu komunikasi terhadap  komunikator  yang sebelumnya telah memberi stimulasi berupa pertanyaan.

-         Nilai : merupakan tujuan hidup yang penting sekaligus standar perilaku.

-    Kebiasaan : merupakan ketidakbimbangan, respons otomatis dan pengulangan pola dari respons perilaku.

·         Fungsi Sikap

 Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman,kebutuhan akan kepuasan, defensif ego, dan ungkapan nilai. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga melayani suatu hal yang bermanfaat atau fungsi kebutuhan yang memuaskan. Sikap juga melayani fungsi defensif ego dengan melakukan pengembangan guna melindungi manusia dari pengetahuan yang berlandaskan kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau dunianya. Sikap juga melayani fungsi nilai ekspresi.

·         Sikap dan Konsistensi

Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara sikap dan perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap dengan perilaku mereka sehingga mereka kelihatan rasional dan konsisten.

·         Formasi Sikap dan Perubahan

     Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada suatu objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap baru untuk seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan karakter faktor psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok yang paling fundamental mengenai cara sikap dibentuk sepenuhnya berhubungan langsung dengan pengalaman pribadi terhadap suatu objek, yaitu pengalaman yang menyenangka maupun tidak, traumatis, frekuensi kejadian, dan pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup baru.

 

 

BEBERAPPA TEORI TERKAIT  DENGAN SIKAP

·         Teori Perubahan Sikap

Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan yang paling efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.

·         Teori Penguatan dan Tanggapan Stimulus

Teori penguatan sikap dan tanggapan stimulus dari perubahan sikap terfokus pada bagaimana orang menanggapi rangsangan tertentu. Tanggapan sepertinya diulangi jika tanggapan tersebut dihargai dan dikuatkan. Teori-teori ini diurutkan berdasarkan komponen stimulus dibandingkan tanggapan.

·         Teori Pertimbangan Sosial

Teori pertimbangan sosial ini merupakan suatu hasil perubahan mengenai bagaimana orang-orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil perubahan dalam memercayai suatu objek. Teori ini menjelaskan bahwa manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap individu jika mau memahami struktur yang menyangkut sikap orang laindan membuat pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman.

·         Konsistensi dan Teori Perselisihan

Teori konsistensi menjaga hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan, walaupun tidak ada tekanan teori dalam sistem. Teori perselisihan adalah suatu variasi dari teori konsistensi.

·         Teori Disonansi Kognitif

Leon Festinger pada tahun 1950-an mengemukakan teori Disonansi Kognitif. Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal ini berarti adanya suatu inkonsistensi. Festinger mengatakan bahwa hasrat untuk mengurangi disonansi akan ditentukan oleh pentingnya unsur-unsur yang menciptakan disonansi itu, derajat pengaruh yang diyakini dimiliki oleh individu terhadap unsur-unsur itu, dan ganjaran yang mungkin terlibat dalam disonansi. Teori ini dapat membantu kecenderungan untuk mengambil bagian dalam perubahan sikap dan perilaku.

·         Teori Persepsi Diri

Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku mereka sendiri. Teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku.

 

 

MOTIVASI

Motivasi adalah suatu konsep penting untuk perilaku akuntan karena efektifitas organisasional tergantung pada orang yang membentuk sebagaimana karyawan mengharapkan untuk dibentuk.

·         Teori Motivasi dan Aplikasinya

Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi. Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk berbuat sesuatu.

 

TEORI MOTIVASI AWAL

Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga teori ini adalah teori hierarki kebutuhan, teori X dan Y, dan teori motivasi higiene. Teori-teori ini bersifat awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari mana teori-teori kontemporer berkembang, dan 2) para manajer mempraktikkan penggunaan teori dan istilah-istilah ini untuk menjelaskan motivasi karyawan secara teratur.

·         Teori Kebutuhan dan Kepuasan

Maslow menjelaskan suatu bentuk teori kelas. Teorinya menjelaskan bahwa masing-masing individu mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Hierarki kebutuhan manusia oleh Moslow, yaitu :

§  Kebutuhan fisiologis (physiologis needs ), yaitu kebutuhan fisik , seperti rasa lapar, rasa haus, kebutuhan akan perumahan, pakaian, dan lain sebagainya.

§  Kebutuhan akan keamanan (safety needs ), yaitu akan kebutuhan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan atau pemecatan.

§  Kebutuhan sosial (social needs ), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubunnga dengan orang lain, kebutuhan akan kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang. 

§  Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs ), yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.

§  Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs ), yaitu kebutuhan pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi ekspresi diri dan melakukan apa yang paling sesuai dengan dirinya.

 

·         Teori X dan Y

§  Pada dasarnya terdapat dua pandangan berbeda mengenai manusia 

§  Yang negatif disebut teori X dan yang positif disebut teori Y

 

·         Teori Kebutuhan Mcclelland

§  Kebutuhan akan prestasi (Need of Achievement): dorongan untuk unggul, berprestasi, berupaya keras untuk meraih sukses

§  Kebutuhan akan Kekuasaan (Need of Power): kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya

§  Kebutuhan akan Pertemanan (Need of Affiliation): Hasrat untuk hubungan antarpribadi yang ramah dan akrab

 

·         Teori Dua Faktor

§  Hubungan antara individu dan pekerjaan merupakan hubungan dasar dan sikap seseorang terhadap kerja dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan individu

§  Lawan dari “kepuasan” adalah “tidak ada kepuasan” dan lawan dari “ketidakpuasan” adalah “tidak ada ketidakpuasan”

§  Faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dari faktor yang menimbulkan ketidakpuasan

 

 

PROSES TEORI-TEORI MOTIVASI

·         Teori ERG

Teori ERG (existence, relatedness, growth ) menganggap bahwa kebutuhan akan manusia memilki tiga hierarki kebutuahan, yaitu kebutuhan akan eksistensi ( existence needs), kebutuhan akan keterikatan ( relatedness needs ) dan kebutuhan akan pertumbuhan (growth needs ).

 

·         Teori Harapan

Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurt Levin dan Edward Tolman. Teori harapan disebut juga teori valensi atau teori instrumentalis. Ide dasar teori ini adalah bahwa Motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Variabel-variabel kunci dalam teori harapan adalah: usaha (effort), hasil (income),harapan (expectancy), instrumen-instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua,hubungan antara prestasi dan imbalan atas pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kader kekuatan dan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu.

 

·         Teori Penguatan

Teori penguatan memiliki konsep dasar yaitu :

1.      Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur, seperti jumlah yang dapat diproduksi, kualitas produksi, ketepatan pelaksanaan jadwal produksi, dan sebagainya.

2.      Kontinjensi penguatan (contingencies of reinforcement), yaitu berkaitan dengan urutan-urutan antara stimulus, tanggapan, dan konsekuensi dari perilaku yang ditimbulkan.

3.      Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan (misalnya prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (imbalan), maka semakin besar pengaruhya terhadap perilaku.

 

·         Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikembangkan oleh Edwin Loceke(1986) konsep dasar dari teori ini adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan terpengaruh perilaku kerjanya.

 

·         Teori Atribusi

Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal(internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu factor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.

 

·         Teori Agensi

Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini secara umum mengasumsikan bahwa principal bersikap netral terdadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko.

 

·         Pendekatan Dyadic

Pendekatan Dyadic menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan (superior) dan bawahan (subordinate), yang berperan dalam [proses evaluasi kinerja. Pendekatan ini dikembangkan oleh Danserau et al. pada tahun 1975. Danserau menyatakan bahwa pendekatan ini tepat untuk menganalisis hubungan antara atasan dan bawahan karena mencerminkan proses yang menghubungkan keduanya.

 

TANGGAPAN TERHADAP SISTEM REWARD

Dari ruang lingkup  yang luas,  teori motivasi berkaitan dengan reward (Imbalan). Dalam teori dijelaskan bahwa setiap individu yang memiliki kebutuhan akan menggunakan usaha untuk memiliki seluruh kebutuhan yang ia temukan. Teori ini mengatakan bahwa kebutuhan akan mengidentifikasi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Ada tiga teori yang mengharuskan kita untuk mempertimbangkan bagaimana setiap individu menerima reward. Adapun teoti itu diantaranya:

1.      Teori Ekuitas

John Stacey Adams, menerbitkan teoti ekuitas tentang motivasi  kerja. JC Adams menekankan lebih jauh tentang kesadaran dan tanggung jawab. Teori Ekuitas Adams menjadi model motivasi yang jauh lebih kompleks dan model  yang canggih dibandingkan dengan sekedar melalui upaya (input) dan reward (output).

2.      Teori Ekuitas di Tempat Kerja

Teori ekuitas menunjukkan bahwa banyak karyawan, motivasi dipengaruhi secara signifikan oleh reward.

3.      Teori Evaluasi Kognitif

Pada tahun 1980-an, konsep kognisi sebgaian besarnya mewarnai konsep sikap. Istilah “kognisi” digunakan untuk menunjukkan adanya proses mental dalam diri seseorang sebelum melakukan tindakan. Teori kognisi kontemporer memandang manusia sebagai agenn yang secara  aktif menerima, menggunakan, memanipulasi dan mengalihkan informasi. Jadi, struktur  kognisi bias membantu kita mencapai keterpaduan dengan lingkungan, dan membantu kita untuk menyusun realitas social

4.      Reward Ekstrinsik Vs Intrinsik

Teori motivasi umumnya telah mengasumsikan bahwa motivasi intrinsic disebabkan oleh motivator ekstrinsik. Oleh karena itu rangsangan dari sesuatu tidak akan memengaruhi yang lain. Pernyataan bahwa ketika reward ekstrinsik digunakan oleh Organisasi seperti pemberian imbalan untuk kinerja atasan. Reward intrinsic, yaitu memperoleh dari individu yang melakukan apa yang diinginkan, dikurangi. Dengan kata lain, reward ekstrinsik diberikan kepada seseorang untuk melaksanakan satu tugas yang menarik, ini menyebabkan kepentingan intrinsic dalam tugas sendiri menurun.

5.      Meningkatkan Motivasi Instrinsik

Kenneth W. Thomas mengidentifikasi empat kunci reward  yang meningkatkan motivasi intrinsic seseorang.

1.    Rasa memilih. Kesempatan untuk memilih apa seseorang akan lakukan, dan melaksanakan cara seseorang berpikir terbaik.

2.     Rasa kompetensi.  Perasaan dari pemenuhan untuk melakukan satu pekerjaan yang baik.

3.    Rasa yang penuh arti. Kesempatan untuk mengejar tugas yang bermanfaat. Perasaan seseorang yang baik tentanng apa yang sedang mereka lakukan, dan meyakini tentang apa yang sedang mereka lakukan.

4.      Rasa maju. Perasaan terhadap pemenuhan bahwa seorang membuat kemajuan pada satu tugas, dan bahwa ini terus bergerak maju.

 

Persepsi

Persepsi adalah Bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia. Menurur kamus Bahasa Indonesia Persepsi adalah sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Sedang dalam lingkup yang lebih luas Persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca indra.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi:

§  Faktor Dalam Situasi

Yang terdiri dari waktu, keadan (tempat kerja), keadan social.

§  Faktor Pada Pemersepsian

Yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.

§  Faktor Pada Target

Yang terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, kedekatan.

 

·         Rangsangan Fisik Versus Kecenderungan Individu

Rangsangan Fisik adalah input yang berhubungan dengan perasaan, seperti pegelihatan dan sentuhan. Sedang Kecenderungan Individu meliputi alas an, kebutuhan, sikap, pelajaran dari masa lalu dan harapan. Perbedaan persepsi antar orang-orang disebabkan karena perasaan individu yang menerimanya berbeda fungsi dan hal ini terutama disebabkanoleh kecenderungan perbedaan. Empat factor lain yang berhubungan dengan kecenderungan individu adalah kekerabatan, perasaan, arti penting dan emosi.

 

·         Pilihan, Organisasi dan Penafsiran Rangsangan

Adalah proses dalam pemilihan, pengorganisasian, dan penginterprestasian rangsangan. Manusia hanya mampu merasakan sesuatu yang kecil dan membagi semua rangsangan tersebut ke arah yang diarahkan olehnya. Demikian, manusia bias merasa bimbang atau tidak bimbang dalam memilih persepsinya.

 

·         Keterkaitan Persepsi Bagi Para Akuntan

Perilaku para akuntan dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktifitas organisasi. Misalnya dalam evaluasi kinerja, cara penilaian atas seseorang mungkin dipengaruhi oleh ketelitian persepsi penyeia. Kesalahan atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh sandiwara yang mencoba untuk menakut-nakuti sehingga karyawan merasa tidak puas dan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu para penyelia perlu mengenali perasaan mereka terhadap bawahannya. Bawahan tertentu dapat mempengaruh evaluasi mereka, dan harus waspada terhadap sumber penyimpangan persepsi ini. Kesalahan persepsi dapat juga mendorong kearah ketegangan hubungan antar pribadi karyawan. Ketika sesuatu dilihat sebagai sesuatu yang menegangkan seorang penyelia perlu menentukan penyebab terjadinya peristiwa bisnis yang dipandang berbeda oleh orang-orang yang berbeda.

 

·         Keterkaitan Persepsi Bagi Para Manajer

Para manajer dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktivitas organisasi. Misalnya, alam evaluasi kinerja, cara penilaian atas seseorang  mungkin dipengaruhi oleh ketelitian persepsi penyelia.

 

·         Persepsi Orang : Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain

Dalam bahasan mengenai persepsi orang dalam membuat penilaian terhadap orang lain, hal ini akan dikaitkan dengan teori atribusi. Teori atribusi merupakan dari penjelasan cara-cara manusia menilai orang secara berlainan,bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu prilaku tertentu. Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati prilaku seorang individu, orang tersebut berusaha menentukan apakah prilaku itu disebabkan oleh factor internal atau eksternal, tetapi penentan tersebut sebagian besarbergantung pada tiga factor berikut:

§  Kekususan (ketersendirian) merujuk pada apakah seorang individu memperlihatkan prilaku-prilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.

§  Konsesus yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang serupa bereaksi dengan cara yang sama. Contoh perilaku karyawan yang terlambat akan memenuhi criteria ini jika semua karyawan yang mengambil rute yang sama ke tempat kerja juga terlambat.

§  Konsistensi. Disini dicari konsistensi dari tindakan seseorang apakah orang tersebut memberikan reaksi yang sama dari waktu kewaktu.Contoh Apabila seorang karyawan datang terlambat beberapa menit saja tidak dipersepsikan dengan cara yang sama oleh karyawan yang baginya keterlambatan itu kasus yang luarbiasa (karena tidak pernah terlambat).

NILAI

Dalam mempelajari perilaku dalam organisasi, nilai dinyatakan penting karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan karena nilai memengaruhi sikap manusia.seseorang memasuki organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Adapun beberapa sifat nilai adalah sebagai berikut:

1.      Nilai mempunyai sifat bertahan (Enduring)

2.      Nilai sebagai keyakinan

3.      Nilai sebagai alat (instrumental) dan sebagai tujuan akhir (terminal)

4.      Nilai  bersifat eksplisit dan implisit

Rokeach dan Schwartz menjelaskan fungsi nilai sebagai berikut :

1.      Nilai sebagai standar

2.      Nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik

3.      Nilai sebagai motivasi

4.      Nilai sebagai ego desentif

 

·         Nilai dan Dilema Etika

Permasalahan profesi akuntansi sekarang ini banyak dipengaruhi masalah kemerosotan standar etika dan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan ini seharusnya menjadi pelajaran bagi para akuntan untuk lebih berbenah diri, memperkuat kedisiplinan mengatur dirinya dengan benar, serta menjalin hubungan yang lebih baik dengan para klien atau masyarakat luas. Misal: skandal Enron yang melibatkan Arthur Anderson, serta skndal Worldcom, Merck, dan Xerox, profesi akuntan menjadi gempar.

Ihksan menambahkan cara yang lebih baik dan ideal dalan mengatasi dilema ini adalah dengan mempertimbangkan kecukupan dari kesempatan yang ada selanjutnya memberikan reaksi terhadap apa yng menjadi kekawatiran di dalamnya.

 

·         Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangaan dalam merespon situasi. Kombinasi dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam merespons situasi ini terjadi dalam tiga bentuk: pengaruh keadaan klasik, pengaruh keadaan operant, dan pembelajaran sosial.

 

·         Pengondisian Keadaan klasik

Dapat diringkaskan bahwa pengondisian klasik pada hakikatnya merupakan proses pembelajaran suatu respons dan suatu rangsangan yang tidak terkondisi. Dengan menggunakan rangsangan yang berpasangan, yang satu memaksa yang lain netral, rangsangan yang netral menjadi suatu rangsangan terkondisi yang kemudian meneruskan sifat-sifat dari rangsangan tidak terkondisi. Pengondisian klasik bersifat pasif. Sesuatu terjadi dan orang harus bereaksi dengan cara yang khusus. Hal itu dihasilkan sebagai respons terhadap peristiwa khusus yang dapat dikenali. Tetapi, kebanyakan perilaku, terutama perilaku rumit dari individu-invdividu dalam organisasi dipancarkan bukan secara refleks. Missal saja, para karyawan memilih untuk sampai di tempat kerja pada waktunya, meminta atasan membantu ketika ada masalah, atau membuang waktu bila tidak ada orang yang mengamati.

 

·         Pengondisian Operant

Pengondisian operant menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi. Perilaku operant berarti perilaku yang bersifat sukarela atau perilaku yang dipelajari sebagai kontras terhadap perilaku semacam itu, yang dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya pungutan yang ditrimbulkan oleh konsekuensi-konsekuensi dari perilaku tersebut.

 

·         Pembelajaran Sosial

Individu-individu juga dapat belajar dengan mengamati apa yang terjadi pada orang lain, dengan diberitahu maupun dengan mengalami secara langsung. Jadi, banyak dari apa yang telah dipelajari manusia berasal dari observasi atas karakteristik-karakteristik orang tua, guru, teman sekerja, atasan, dan seterusnya. Pandangan bahwa manusia dapat belajar baik lewat pengamatan maupun pengalaman langsung ini disebut sebagai teori pembelajaran social. Walaupun teori pembelajaran sosial merupakan suatu perpanjangan dari pengondisian operant, di mana teori tersebut mengandalkan perilaku sebagai suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi, teori itu juga mengakui eksistensi pembelajaran observasional(lewat pengamatan) dan pentingya persepsi dalam belajar.

 

KEPRIBADIAAN

Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri seseorang yang menentukan dan mencerminkan bagaimana orang tersebut merespons lingkungannya. Kepribadian adalah inti sari dari perbedaan individu. Kepribadian cenderung bersifat konsisten dan kronsi. Konsep kepribadian dan pengetahuan tentang komponennya adalah penting karena memungkinkan untuk memprediksikan perilaku. Para akuntan perilaku dapat menghadapi efektivitas orang-orang jika mereka memahami bagaimana kepribadian dikembangkan dan bagaimana kepribadian tersebut dapat diubah.

Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi adalah memprediksikan perilaku.Pengujian terhadap perilaku ditentukan oleh banyaknya efektivitas dalam tekanan pekerjaan, siapa yang akan menanggapi kritikan dengan baik, siapa yng pertama harus dipuji dahulu sebelum berbicara mengenai perilaku tidak diinginkan, siapa yang menjadi seorang pemimpin potensial. Semuanya itu merupakan bentuk-bentuk pemahamaan atau kepribadian.

·         Penentu Kepribadian

Suatu argumen dini dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian seseorang merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Kepribadian tampaknya merupakan hasil dari kedua pengaruh tersebut. Selain itu, dewasa ini dikenal faktor ketiga, yaitu faktor situasi

a.    Keturunan

Pendekatan keturunan beragumentasi bahwa penjelasan paling akhir dari kepribadian seseorang individu adalah struktur molekul dari gen yang terletak dalam kromosom.

b.    Lingkungan

Di antara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian adalah budaya dimana seseorang dibesarkan, pengondisian dini, norma-norma di antara keluarga, temam-teman, dan kelompok-kelompok social, serta pengaruh lain yang dialmi.

c.    Situasi

Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang walaupun kelihatannya mantap dan konsisten, dapat berubah pada kondisi yang berbeda.


Sumber:                 

Ikhsan Lubis, Arfan.2017. Akuntansi Keperilakuan: Akuntansi Multiparadigma. Edisi 3.

Jakarta : Salemba Empat

0 Response to "Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 4 Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel