Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 3 Konsep dan Peran Perilaku Organisasional
BAB 3
Konsep dan Peran Perilaku Organisasional
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Organisasi merupakan alat managemen untuk mencapai
tujuan.berdasarkan pada pengertiannya, organisasi dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dalam arti dinamis.
Secara umum organisasi dapat didefinisikan sebagai unit sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang
relative terus-menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.
KETERLIBATAN PERAN
MANAJER
Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui
orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan pekerjaan untuk mencapai tujuan
organisasi. Keterlibatan peran manager begitu penting bagi keberhasilan suatu
organisasi. Untuk tujuan perbaikan kinerja , pernanan yang dimainkan oleh
manajer sangat besar. Perbaikan kinerja secara terus-menerus dapat dilakukan
dengan komunikasi yang harmonis. Banyak karyawan yang percaua dan berharap
keterlibatan manajer dapat menjadi pendorong bagi penyelesaian masalah yang
dihadapi oleh suatu organisasi, baik itu organisasi bisnis, departemen (divisi)
tertentu dalam perusahaan dsb.
TINGKATAN MANAJER
Organisasi berstruktur tradisional, manajer sering
dikelompokkan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manager
lini pertama (digambarkan dengan bentuk piramida, dimana jumlah karyawan lebih
besar dibagian bawah daripada di puncak.
Ø
Manager Tingkat Bawah
Merupakan orang yang menduduki posisi di
tingkatan paling bawah dan mengelola pekerjaan individu nonmanagerial yang
terlibat dalam produksi atau penciptaan produk organisasi. Mereka sering
disebut penyelia , manager lini manager kantor atau bahkan mandor
Ø
Manager Tingkat Menengah
Mencakup semua tingkatan managemen antara
tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Manager
ini mengelola pekerjaan para manager lini pertama dan mempunyai sebutan kepala
bagian / kepala biro, pemimpin proyek, manager pabrik atau manager divisi.
Ø
Manager Tingkat Atas
Managemen puncak bertanggung jawab atas
pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana
serta sasaran yang akan memengaruhi keseluruhan organisasi itu.
FUNGSI MANAJEMEN
Seorang manager bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. 5 fungsi dasar managemen:
1.
Perencanaan
Mencakup proses merumuskans sasaran dan menetapkan suatu strategi. Untuk mencapai
sasaran tersebut, dan menyusun rencana guna memadukan dan mengoordinasikan
sejumlah kegiatan.perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Karena
tanpa perencanaan fungsi-funsi lainnya tidak dapat berjalan
2.
Pengorganisasian
Mencakup proses menentukan tugas yang harus dikerjakan, pihak yang harus
mengerjakannya, cara tugas-tugas itu dikelompokkan, hierarki pelaporan, dan
pada tingkatan apa keputusan harus diambil.
3.
Pengarahan
Suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan managerial dan usaha.
4.
Kepemimpinan
Merupakan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk memengaruhi, membimbing,
dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mauberbuat sesuai demi
tercapainya tujuan bersama.
5.
Pengendalian
Menjelaskan bahwa setelah sasaran ditentukan, rencana dirumuskan,
pengaturan strukturnya ditetapkan , serta orang-orang dipekerjakan, dilatih,
dan diberikan motivasi. Untuk melakukan pengendalian, para manager harus
memantau dan mengevaluasi kinerja
PERAN MANAJEMEN
Peran managemen mengacu pada kategori tertentu dari perilaku
managerial, diantaranya:
1.
Peran Antar-pribadi
Melibatkan orang dan kewajibanlain, yang bersifat seremonial dan simbolis
yaitu peran sebagai figure anak buah, pemimpin & penghubung
2.
Peran Informasional
Peran manager sebagai pemantau & penyebar informasi, serta peran
sebagai juru bicara
3.
Peran pengambilan keputusan
Peran sebagai seorang wiraswasta, pemecah masalah, pembagi sumber daya,
dan perunding.
KEAHLIAN MANAJEMEN
1.
Keahlian Konseptual
Keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi, yang kemudian harus dijabarkan menjaadi suatu rencana kegiatan
untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya.
2.
Keahlian tentang orang
Keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain.
3.
Keahlian teknis
Kemampuan
untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan computer,
memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dsb.
Keterampilan lain yang harus dimiliki manager:
1.
Keahlian managemen waktu
Keahlian yang merujuk pada kemampuan seorang manager untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
2.
Keahlian membuat keputusan
Kemampuan
untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
MENDEFINISIKAN
PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi sering disingkat dengan PO adalah suatu
studi yang menyelidiki bagaimana individu, kelompok, serta struktur memengaruhi
dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Studi organisasi sering
dilakukan pada organisasi bisnisperilaku organisasi diterapkan terhadap
masalah-masalah ditempat kerja, seperti ketidakhadiran, tingkat perputaran
karyawan, produktivitas, motivasi, kelompok kerja, dan kepuasan kerja.
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap
sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu.
1.
Setiap organisasi memiliki tujuan yang khas.
2.
Setiap organisasi terdiri atas orang-orang.
3.
Semua organisasi menyusun struktur yang
disengaja sehingga anggotanya dapat melakukan pekerjaannya.
TUJUAN ORGANISASI
Tujuan organisasi merupakan hasil terukur yang harus
dicapai. Tujuan tersebut menggambarkan hasil yang harus dicapai dalam jangka
pendek guna mewujudkan visi jangka panjang.
TARGET ORGANISASI
Target adalah tujuan kuantitatif atau tolok ukur kinerja.
Target merupakan nilai yang ingin dicapai oleh organisasi, dan perwujudannya
dapat diukur dengan menggunakan tolok ukur kinerja.
PERAN PERILAKU
ORGANISASI
Ø
Di tempat kerja
Seorang karyawan dituntut untuk memiliki
komitmen tinggi terhadap tugas & tanggung jawabnya di tempat kerja, maka
dengan begitu menuntut rasa memiliki yang besar terhadap perusahaaan.
Ø
Bagi individu
Ø
Tidak bekerja dalam perusahaan besar
Ø
Jika tidak ingin menjadi manager
KOMITMEN ORGANISASI
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana
seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta
berniat mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Berikut 3
karakteristik yang berhubungan dengan komitmen organisasi:
1.
Keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap
nilai dan tujuan organisasi.
2.
Kemauan sekuat tenanga melakukan yang diperlukan
untuk kepentingan organisasi
3.
Keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan
dalam organisasi
Komitmen organisasi terbentuk apabila setiap individu
mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan berikut terhadap organisasi
dan atau profesi.
1.
Identifikasi, yaitu pemahaman atau penghayatan
terhadap tujuan organisasi.
2.
Keterlibatan, yaitu perasaan terlibat dalam
suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.
3.
Loyalitas, yaitu perasaan bahwa organisasi
adalah temppatnya bekerja dan tinggal.
Tiga komponen utama mengenai komitmen organisasi:
1.
Komitmen afektif, terjadi apabila karyawan ingin
menjadi bagian dari organisasi karena keterikatan emosional atau psikologis
terhadap organisasi.
2.
Komitmen kontinu, muncul apabila karyawan tetap
bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan lain.
3.
Komitmen Normatif, timbul karena nilai diri
karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota suatu organisasi karena memiliki
kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi tersebut merupakan hal yang harus
dilakukan.
PERUBAHAN PADA
TINGKAT INDIVIDU
• Perbedaan Individu.
Orang-orang memasuki kelompok
dan organisasi dengan karakteristik tertentu mempengaruhi perilaku mereka.
Karakteristik yang dimaksud dapat berupa kepribadian, persepsi, nilai dan
sikap. Karakteristik ini sebenarnya tetap utuh ketika menggabungkan diri ke
suatu organisasi, namun ada kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan
perubahan terhadap diri individu tersebut.
• Motivasi.
Motivasi ada dalam diri
seseorang sebagai dorongan dan Keinginan dalam wujud niat, harapan, keinginan
dan tujuan yang ingin dicapai sehingga bisa berperilaku tertentu.
• Pemberdayaan.
Pemberdayaan artinya manajer
sedang menempatkan Karyawan yang berwenang terhadap apa yang mereka lakukan.
Manajer disini melakukan fungsi pengendaliannya dan karyawan dituntut untuk
bertanggungjawab akan pekerjaannya.
• Perilaku Etis.
Etika merupakan norma dan
standar perilaku ketika Berinteraksi dengan orang lain. Akuntan merupakan
profesi yang keberadaannya sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat
sehingga dalam menjalankan tugasnya, seorang akuntan harus menjunjung tinggi
etika. Untuk itu dikenal istilah kode etik yaitu etika yang dituangkan dalam
bentuk aturan khusus sebagai aturan main sebuah profesi dalam memberikan
pelayanan kepada konsumennya.
PERUBAHAN PADA
TINGKAT KELOMPOK
• Bekerja dengan yang Lainnya.
Kekuatan kerja yang berkualitas
tinggi melibatkan komunikasi, pemikiran, pembelajaran dan bekerja dengan yang
lainnya. Artinya benyak keberhasilan dalam pekerjaan melibatkan pengembangan
hubungan dari orang-orang didalamnya.
• Perbedaan Kekuatan Kerja.
Organisasi didalamnya berkaitan
dengan Perbedaan gender, ras, etnis, orientasi, seksual dan umur sehingga butuh
proses penyesuaian didalamnya. Kemampuan untuk menyesuaikan terhadap banyak
orang yang berbeda itu merupakan salah satu kemampuan paling penting dan secara
luas mendasari perubahan yang dihadapi organisasi. Untuk bekerja secara
efektif, maka kita perlu mengetahui bagaimana budaya membentuk mereka dan
belajar menyesuaikan interaksi gaya kita sendiri
PERUBAHAN PADA
TINGKAT ORGANISASI
• Produktivitas.
Sebuah organisasi dikatakan
produktif apabila mencapai tujuan dengan mengirim input ke output pada biaya
yang paling rendah. Terdapat 2 unsur didalamnya yaitu efektif dan efisien.
Efektif berarti melakukan hal yang benar, sedangkan efisien melakukan sesuatu
dengan benar.
• Pengembangan Efektivitas Karyawan.
Saat ini, suasana pekerjaan Semakin
dinamis dimana semakin banyak tugas yang dikerjakan dalam tim dan flesibilitas
menjadi semakin penting sehingga organisasi memerlukan karyawan yang mau
terlibat dalam perilaku “kewarganegaraan yang baik”.
• Menempatkan Orang Pertama.
Organisasi menjadi berhasil
apabila Tidak hanya memikirkan laba, melainkan juga memperhatikan perkembangan
karyawannya. Manajer harus bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengenali
nilai dari orang orang yang bekerja.
• Mengelola dan Bekerja dalam Dunia
Multikultural.
Batas dunia semakin tidak
terlihat membuat kesempatan untuk mengembangkan sayap hingga multikultur
semakin terbuka.
• Flesibilitas.
Fleksibilitas dalam manajemen
sumber daya manusia Dapat diartikan perusahaan memerlukan pengembangan sistem
desentralisasi yang mengutamakan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab secara
berjenjang.
DASAR MOTIVASIONAL
ORGANISASI
• Menarik dan Menahan Orang dalam Sebuah
Sistem.
Karyawan/seorang pekerja yang
mempunyai kapabilitas yang baik harus dijaga agar tetap berada dalam sistem
karena manusia memiliki fungsi yang penting. Maka dari itu penempatan manusia
dalam sistem harus tepat.
• Peranan Kinerja dapat Diandalkan.
Penentuan peran harus dilakukan Dan
harus memenuhi tingkat kuantitas dan kualitas kinerja minimum.
• Perilaku Spontan dan Inovatif.
Organisasi dengan segala
perencanaannya adalah hal yang sulit ditebak. Tidak semua perencanaan
menggambarkan keakuratan dengan tepat sehingga organisasi harus memberikan
ruang kepada anggotanya untuk suportif, kreatif dan spontan dalam setiap
situasi.
• Kerja Sama.
• Perlindungan.
Tidak ada kewajiban bagi anggota
organisasi untuk menyelamatkan kehidupan dan properti organisasi, namun apabila
mereka tidak melakukan hal tersebut dianggap tidak berharga.
• Ide Konstruktif.
Seorang pekerja didorong untuk
menyampaikan saran Konstruktif ke dalam sistem melalui ide kreatif bagi
perbaikan.
• Sikap yang Sesuai.
Anggota kelompok dapat
memberikan kontribusi dengan menciptakan iklim yang sesuai bagi komunitas yang
ada dalam organisasi.
TIPE POLA
MOTIVASIONAL
• Kepatuhan Norma Sistem.
Ketika anggota masuk dalam
organisasi dengan segala sistem yang ada, maka mereka harus menerima secara
umum terhadap aturan main yang berlaku.
• Imbalan Sistem Instrumental.
Imbalan seperti tunjangan,
fasilitas rekreasi, kondisikerja yang kondusif menjadi dasar motivasi anggota
organisasi juga.
• Kepuasan Instrinsik terhadap Aturan Kinerja
Spesifik.
Kepuasan timbul bukan karena
mendapat lebih banyak uang atau yang lain, melainkan karena aktivitas yang
dikerjakan itu memang menyenangkan ketika bisa menunjukkan ekspresi keahlian
dan bakat individu.
• Internalisasi Nilai Individu sesuai dengan
Tujuan Organisasi.
Anggota organisasi juga bisa
merasa puas bukan hanya karena bisa menunjukkan keahliannya, melainkan karena
tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dirinya.
• Kepuasan Sosial yang Diperoleh dari Hubungan
Kelompok Primer.
Hal yang sering dilupakan ketika
seseorang menarik diri dari organisasi adalah kepuasan dari berbagai pengalaman
dengan kolega yang berpikiran sama ketika ia menjadi bagian dari kelompok
dimana ia diidentifikasi.
POLA MOTIVASIONAL: KONSEKUENSI
DAN SYARAT
• kepatuhan bukan aturan sah.
Kepatuhan merupakan sikap
perilaku terhadap simbol otoritas yang berdampak pada kinerja peran yang andal.
Namun kepatuhan terhadap aturan sah yang efektif membuat pengawasan dari peran
para anggota menjadi minimal.
• kondisi kondusif bagi aktivitas penerimaan
aturan.
Penggunaan aturan harus
memperhatikan 3 kondisi:
1) ketepatan simbol otoritas dan
relevansi aturan terhadap sistem sosial yang terlibat,
2) kejelasan norma legal dari
aturan dan
3) penguatan karakter sanksi.
• imbalan sistem instumental.
Kategori imbalan pertama adalah promosi
dan berbagai pengakuan. Kategori kedua adalah tunjangan, fasilitas rekreasi,
biaya perawatan hidup, keamanan kerja dan kondisi kerja yang menyenangkan.
• kondisi kondusif terhadap ganjaran sistem
yang efektif.
Membuat suatu sistem semenarik
mungkin dan penggunaan imbalan sistem secara seragam pada seluruh anggota
sistem adalah kondisi paling penting agar imbalan seseorang menjadi efektif.
• ganjaran individual instrumental.
Imbalan pengakuan dan moneter pada
individu untuk kinerja individual diarahkan pada tingkat kualitas dan kuantitas
kerja yang tinggi untuk mendapat kinerja peran yang optimal dan membantu
menahan orang agar tetap berada dalam organisasi, namun sulit untuk dilakukan.
• kondisi kondusif imbalan instrumental
individual.
3 kondisi agar imbalan dapat
berfungsi:
1) imbalan
dipahami dengan jelas guna membenarkan usaha tambahan yang dilakukan untuk
mendapatkannya,
2) imbalan dipahami berhubungan
langsung dengan kinerja dan ditentukan menurut prestasi,
3) imbalan dipahami sebagai
sesuatu yang adil.
• kepuasan kerja instrinsik.
Orang yang menyukai tipe
pekerjaan yang dilakukannya tidak akan khawatir terhadap fakta adanya aturan
yang menentukan jumlah produksi tertentu pada kualitas tertentu.
• kondisi kondusif terhadap timbulnya kepuasan
kerja intrinsik.
Motivasi untuk memproduksi dan
menghasilkan kualitas kerja adalah kondisi keamanan, perluasan kerja bukan
pemecahan kerja.
• internalisasi nilai dan tujuan
organisasional.
Internalisasi tujuan organisasional
adalah:
1) beberapa tujuan organisasi
umum yang tidak unik,
2) terbentuk dengan nilai dan
tujuan subsistem organisasi.
• kondisi kondusif dari internalisasi tujuan
sistem.
3 faktor yang memberi
kontribusi:
1) partisipasi dalam
keputusan-keputusan penting,
2) pemberian kontribusi terhadap
kinerja kelompok secara signifikan,
3) berbagi imbalan dengan
pencapaian kelompok.
• kepuasan sosial dari hubungan kelompok
primer.
Keinginan untuk menjadi bagian
kelompok dengan sendirinya hanya berfungsi menahan orang dalam sistem. Walaupun
kelompok dapat memberikan kepuasan sosioemosional, pada saat yang bersamaan
juga dapat menghalangi orientasi kerja.
Sumber:
Ikhsan Lubis,
Arfan.2017. Akuntansi Keperilakuan:
Akuntanssi Multiparadigma. Edisi 3.
Jakarta : Salemba
Empat
0 Response to "Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 3 Konsep dan Peran Perilaku Organisasional"
Post a Comment