Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 14 ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGANGGARAN MODAL
BAB 14
ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGANGGARAN
MODAL
A. Faktor-faktor Keperilakuan
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses
penyusunan jenis anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun
dalam pelaporan kinerja setelahnya, manajer keuangan dan akuntan manajemen juga
terlibat dalam proses penyusunan jenis
lain anggaran yaitu anggaran modal (capital budgeting). Karena
keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai faktor,
khususnya faktor-faktor keprilakuan, yang sangat mempengaruhi proses
penganggaran modal dan pengambilan keputusan.
Definisi Penyusunan Anggaran Modal
Penyusunan anggaran modal dapat didefinisikan sebagai
proses mengalokasikan dana untuk proyek atau pembelian jangka panjang.
Keputusan penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul
dan melibatkan jumlah uang yang relative besar, komitmen jangka panjang, dan
ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibat dan
kesulitan dalam mengestimasikan variable-variabel pengambilan keputusan (jumlah
arus kas, penentuan waktu, dan seterusnya).
Karena melibatkan jumlah dana yang begitu besar,
keputusan anggaran modal yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan,
masalah-masalah arus kas yang sulit, atau paling tidak, kegagalan untuk
mengoptimalkan operasi perusahaan.
Jenis dan
Pentingnya Faktor-faktor Keperilakuan dari Penyusunan Anggaran Modal
Identifikasi dan spesifikasi atas proyek potensial
memerlukan kreativitas dan kemampuan untuk mengubah ide yang bagus menjadi
suatu proyek yang praktis. Menurut pemikiran, keputusan yang telah dipilih
tersebut akan benar-benar objektif, tetapi hal tersebut sangatlah tidak mungkin
terjadi.
Masalah dalam
Mengidentifikasi Proyek Potensial
Adalah penting untuk diperhatikan bahwa selalu
terdapat minat yang besar dalam mengevaluasi keberhasilan dari proyek yang
dipilih. Akan tetapi, proyek yang dikorbankan, baik karena tidak adanya
identifikasi maupun seleksi, hamper tidak pernah dipertimbangkan sesudahnya.
Hal itu mungkin disebabkan karena biaya kesempatan dari proyek tersebut lebih
besar dibandingkan dengan manfaat dari proyek yang dipilih dan diterapkan.
Masalah
Prediksi yang Disebabkan oleh Perilaku Manusia
Memproyeksikan kemulusan dan kesesuaian dari aktivitas
individual maupun kelompok aktifitas untuk suatu periode selama lima sampai dua
puluh tahun adalah tindakan yang berbahaya. Juga diketahui secara umum bahwa
orang-orang belajar dengan berlalunya waktu ketika mereka mengoperasika suatu
prosedur tertentu.
Masalah Manajer
dan Ukuran Jangka Pendek
Karena jarang terdapat hubungan satu banding satu
antara manajer dan proyek, maka manajer individual akan mengambil alih
proyek-proyek dari pendahuluan mereka dan memulai beberapa proyek mereka
sendiri. Sedikit sekali proyek yang akan dimulai dan diselesaikan oleh manajer
yang sama karena tingkat perputaran yang cukup cepat (misalnya promosi,
transfer, dan seterusnya) yang terjadi di kebanyakan organisasi.
Masalah yang
Disebabkan oleh Identifikasi Diri Sendiri dengan Proyek
Manajemen puncak sebaiknya menyadari bahwa proses
mencoba untuk membuat proyek yang buruk terlihat bagus dapat menyiksa bahkan
manajer yang terbaik sekali pun. Sebaiknya terdapat mekanisme yang elegan untuk
“menyelamatkan” proyek sebelum manajer yang sebenarnya sangat bagus
meninggalkan perusahaan atau bertindak secara disfungsional untuk menghindari
keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka usulkan tidak berhasil.
Pengembangan
Anggota dan Proyek Modal
Dalam proses seleksi proyek, manajemen puncak harus
mempertimbangkan apakah proyek yang diusulkan adalah baik untuk pengembangan
dari sipengusul proyek tersebut pada saat ini. Proyek tersebut mungki saja
terlalu besar bagi orang atau divisi tersebut untuk diserap tanpa membuat
mereka manjadi putus asa.Dengan demikian, suatu perusahaan dapat melaksanakan
suatu proyek yang melibatkan sedikit laba atau bahkan tidak sama sekali hanya
untuk manfaat pelatihan karyawan.
Penyusunan
Anggaran Modal sebagai Ritual
Beberapa ilmuan keperilakuan menyarankan bahwa seluruh
proses penyusunan anggaran modal adalah sebuah ritual. Mereka menyarankan bahwa
hanya sedikit proyek yang diajukan oleh manajer tingkat bawah kecuali jika
usulan tersebut memiliki peluang yang bagus untuk disetujui. Terlalu banyak
rasa malu dan “hilang muka” yang diidentifikasikan dengan proyek yang ditolak.
Perilaku
Mencari Resiko dan Menghindari Resiko
Individu bereaksi secara berbeda terhadap resiko.
Beberapa orang tampaknya menikmati pengambilan keputusan yang beresiko dan
berada dalam situasi yang beresiko sementara yang lain mencoba untuk
menghindari hal-hal tersebut. kondisi tertentu dari tingkat penghindara resiko
oleh pengambilan keputusan dalam penyusunan anggaran modal akan mempengaruhi
bagaimana orang tersebut bereaksi atas proyek. Berdasarkan kelompok data yang
sama, dua pengambil keputusan yang berbeda kemungkinan besar akan membuat
keputusan yang berlawanan bergantung pada perasaan mereka terhadap resiko.
Membagi
Kemiskinan
Fenomena “membagi kemiskinan” seringkali memiliki
dampak yang penting dalam proses penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi
ketika tersedia lebih banyak proyek anggaran modal yang potensial lebih
menguntungkan dibandingkan dengan dana yang tersedia untuk mendanainya, suatu
kondisi yang disebut dengan rasionalisasi modal.
B. Tampilan Rasio
Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa terdapat
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengidentifikasikan dan
memilih proyek modal dan kebutuhan akan kreativitas dan penilaian manusia.
Kesimpulannya, seseorang dapat mengatakan bahwa proses penyusunan anggaran
memiliki tampak muka rasionalitas, terutama ketika model matematis yang rumit
digunakan. Model matematis tersebut memberikan atmosfir kepastian, logika, dan
ilmu pengetahuan. Tetapi, yang mendasari proses pengambilan keputusan adalah
faktir-faktor keperilakuan yang disebutkan dalam bab ini. Sayangnya, para
pengambil keputusan mungkin tidak ingin mengakui bahwa faktor-faktor manusia
yang irasional mungkin menjadi faktor yang terpenting dalam penerimaan atau
penolakan terhadap suatu proyek tertentu.
Sumber:
Ikhsan Lubis, Arfan.2017. Akuntansi Keperilakuan: Akuntanssi Multiparadigma. Edisi 3.
Jakarta : Salemba Empat
0 Response to "Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 14 ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGANGGARAN MODAL"
Post a Comment