Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 15 ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL

 BAB 15

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL

 

A.     Memotivasi Pihak yang Diaudit

Dua dari kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor internal secara baik.

Kebutuhan menjadi bagian dari organisasi. Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit dapat dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan untuk dimasukan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna memperbaiki kondisi operasi organisasi.

Menghormati diri sendiri dan orang  lain. Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam mengidentifikasi kinerja, serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif.

B.      Hubungan dengan Gaya Manajemen

Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum. Empat gaya tersebut meliputi :

1.      Gaya mengarahkan, pemimpin memberikan instruksi spesifik dan mengawasi penyesaian pekerjaan dari dekat.

2.      Gaya melatih, menjelaskan keputusan menawakan saran, dan mendukung kemajuan bawahannya.

3.      Gaya mendukung, memudahkan dan mendukung upaya bawahan untuk menyelesaika tugas.

4.      Gaya mendelegasikan, menyerahkan tanggung jawab pembuatan keputusan dan pemecahan masalah kepada awahan secara relative utuh.

C.      Pengelolaan Manajemen

Konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada prosesaudit (Chambers et al, 1987). Konflik dapat terjadi dalam hal :

1.      Lingkup

2.      Tujuan

3.      Tanggung Jawab

4.      Nilai

 Empat metode khusus yang seara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik :

1.      Arbitrasi

2.      Mediasi

3.      Kompromi

4.      Langsung

D.     Karakteristik Umum Individu

Sifat yang muncul pada berbagai tingkatan dalam setiap individu dari pihak yang diaudit, meliputi:

1.      Menjadi produktif, sibuk pada pekerjaan-pekerjaan yang bermakna.

2.       Mempunyai dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha yang dianggap penting.

3.      Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu lain.

4.      Bebas untuk memilih guna mendapatkan independensi dan kebebasan pilihan.

5.      Memiliki sifat yang adil dan jujur.

6.      Memiliki bias pada diri sendiri, tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji dibandingkan dengan dikritik.

7.       Mencari kepuasan diri sendiri.

8.       Memiliki nilai untuk mendapatkan imbalan atas usaha-usahanya.

9.       Bersikap seperti orang-orang yang patuh dan dapat beradaptasi secara baik.

10.  Menjadi bagian dari tim yang sukses.

11.  Memiliki rasa haru atas bencana yang menimpa orang lain.

12.  Memiliki keterkaitan pada pemaksimalan kepuasan diri sendiri.

13.  Lebih cenderung untuk sensitif dibandingkan dengan membantu orang

E.      Kesadaran pada Diri Sendiri

Elemen-elemen utama tersebut adalah:

1.    Adanya pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan secara mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi.

2.    Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja.

3.    Kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki seseorang, dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang luas.

4.    Suatu keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain.

5.    Suatu perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang.

6.     Suatu perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis.

F.       Pelaksanaa Audit Partisipasi

Selain masalah perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi. Porter et al. (1985) mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku auditor.

Elemen-elemen keperilakuan dalan audit partisipasi:

1.      Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.

2.      Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.

3.      Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.

4.      Dapatkan persetujuan atas isi laporan.

5.      Memasukkan informasi nyata pada laporan audit

Sumber:

Ikhsan Lubis, Arfan.2017. Akuntansi Keperilakuan: Akuntanssi Multiparadigma. Edisi 3.

                            Jakarta : Salemba Empat

0 Response to "Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 15 ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel