Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 7 METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

 

BAB 7

METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

APA YANG DIMAKSUD RISET

Setiap orang yang mencurahkan perhatiannya pada sesuatu dan mengamati fakta-fakta yang terdapat didalamnya tentu di dorong oleh suatu keinginan untuk mengetahui dan memahami fakta-fakta yang diamati secara lebih mendalam tersebut. Sebagai konsekuensinya, pada hakikatnya akan memunculkan berbagai pertanyaan. pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh Karena itu, riset dapat disebut, sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah-masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.

Menurut Clifford Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksanakan dengan teliti untuk memperoleh kenyataan-kenyataan atau fakta atau hukum- hukum baru. Di dalamnya terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh yang relatif makan waktu yang cukup lama. sedangkan National Science Foundation (1956) memberikan pengertian bahwa riset itu adalah usaha pencarian secara sistematik dan mendalam untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari.

 

ISTILAH RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Secara substansial, istilah “riset” yang digunakan dalam akuntansi keperilakuan tidak berbeda dengan istilah-istilah riset yang umumnya digunakan oleh para peneliti diberbagai bidang lainnya. pada prinsipnya, istilah tersebut hanya digunakan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran umum tentang pengertian “riset”. berikut berbagai definisi yang menjelaskan istilah “riset”.

Riset merupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomenafenomena alami yang dipandu oleh teori dan hipotesis- hipotesis mengenai hubungan yang dianggap terdapat di antara fenomena-fenomena itu.

Buckley mengatakan bahwa “riset merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan.” istilah riset sendiri merupakan suatu penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta maupun prinsip-prinsip. Jika berbagai pernyataan tersebut dirangkum kedalam istilah “riset akuntansi keperilakuan”, maka riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu.

Dalam definisi di atas, terdapat dua hal yang perlu ditekankan:

        Pertama, kalau kita mengatakan bahwa riset ilmiah bersifat sistematis dan terkontrol, ini berarti penyelidikan ilmiah tertata dengan cara tertentu sehingga penyelidik dapat memiliki keyakinan kritis mengenai hasil riset.

        Kedua, penyelidikan ilmiah bersifat empiris. Jika seorang ilmuan berpendapat bahwa sesuatu adalah “begini”, ia harus menggunakan cara tertentu untuk menguji keyakinannya itu dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Dengan kata lain, pendapat atau keyakinan subjektif harus diperiksa dengan menghadapkannya pada realitas objektif.

Jika berbagai definisi riset diteliti lebih lanjut, dapat dilihat bahwa definisi-definisi tersebut mengandung cirri tertentu yang kurang lebih serupa, yaitu adanya suatu pencarian, penyelidikan, atau investigasi terhadap pengetahuan baru atau sekurang-kurangnnya terhadap suatu pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul.

Metode yang digunakan bisa saja bersifat ilmiah maupun tidak, tetapi pandangan yang digunakan harus kritis dan prosedur yang dipakai harus sempurna. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu penyelidikan yang terorganisasi. Dalam definisi tersebut, penekanan diletakkan pada sistem asuhan sebagai atribut-atribut yang esensial (mutlak). Dalam melakukan riset, setiap orang mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda, diantaranya dipengaruhi oleh tujuan (goal) dan profesi masing-masing.

 

MOTIVASI DAN TUJUAN RISET

Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang dia inginkan. Motivasi seseorang melakukan riset boleh jadi merupakan keinginan yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai masalah maupun persoalan yang ada.

Adapun tujuan umum seseorang melakukan riset sudah barang tentu ingin mengetahui jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut. Berbagai literatur menjelaskan bahwa motivasi dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama, yakni pada prinsipnya ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait.

Dari satu sisi, riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai sesuatu. Pada sisi lain, kegiatan tersebut didorong oleh keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan  atau memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari.

Jika dilihat dari sisi akuntansi keperilakuan, tujuan riset di bidang ini akan menekankan pada hubungan akuntansi dengan perilaku manusia maupun desain, konstruksi, dan penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efesien, serta dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.

Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari tujuan riset, yaitu:

1.      Menggambarkan fenomena

2.      Menemukan hubungan

3.      Menjelaskan fenomena

4.      Memprediksi kejadian-kejadian di masa mendatang

5.      Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian

Kejadian-kejadian dapat dijelaskan dengan mengumpulkan dan mengklasifikasikan informasi. kejadian-kejadian dapat dijelaskan dengan mengumpulkan dan mengklasifikasikan informasi. Hal ini biasanya merupakan langkah pertama dalam suatu penyelidikan khusus. Suatu perencanaan terhadap riset terkadang akan dilihat hanya berdasarkan pada penjelasan informasi.

 

MANFAAT DAN PENTINGNYA RISET

Manfaat adalah kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu. Manfaat riset mengungkapkan harapan tentang apa saja hasil/kontribusi/ sumbangan yang dapat diperoleh dari riset tersebut dan mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak terkait. Dalam riset akuntansi keperilakuan, terdapat beberapa pernyataan tentang manfaat dan pentingnya riset di bidang ini.

1.      Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan.

2.      Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap) riset.

3.      Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem informasi akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.

 

MEMAHAMI REPLIKASI

Salah satu strategi dalam melakukan riset adalah melakukan replikasi. Replikasi merupakan gabungan dari kata duplikasi dab repetisi. Replikasi adalah pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja. Pada umumnya, hal ini dilakukan dengan menggunakan prosedurprosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda.

Dalam riset keperilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan pengalamanpengalamannya yang bersentuhan dengan ilmu-ilmu eksakta. Riset- riset penting biasanya selalu direplikasi sebelum mereka menemukan temuan yang dapat diterima masyarakat ilmiah. Meskipun demikian, mahasiswa sering memberikan kontribusi yang berharga dengan mengulangi rencana desain riset yang dianggap penting oleh orang lain untuk dilaksanakan.

1.    Menguji Temuan Umum Riset

Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti yang baru, atau temuan riset yang berbeda dengan riset yang sebelumnya atau bertentangan dengan teori-teori yang berterima umum. Banyaknya riset replikasi tentunya sangat bermanfaat karena temuan tersebut dapat membantu mengonfirmasibukti- bukti baru dari riset. Jika di dukung oleh replikasi, riset seringkali merintis area penyelidikan baru yang mempunyai dampak utama terhadap perkembangan praktik di bidang keperilakuan.

2.    Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi Berbeda

Masalah utama riset keperilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang dipresentasikan dalam populasi. Tanpa replikasi peneliti tidak mampu menetukan derajat tingkat temuan yang muncul dari populasi riset yang berbeda. Oleh karena itu, replikasi memberikan suatu alat yang sangat bernilai kepada peneliti untuk menemukan derajat tingkat temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi yang berbeda.

3.    Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu

Banyak peneliti menghasilkan ilmu pengetahuan keperilakuan yang sebagain bergantung pada lingkungan di mana individu-individu berfungsi. Oleh karena itu, temuan riset atas sikap rasial yang dianggap valid dua puluh tahun yang lalu kemungkinan tidak lagi valid untuk saat ini. Riset ulang bermanfaat untuk menguji temuan-temuan terdahulu dan mengidentifikasi kecenderungannya.

4.    Menguji Temuan-temuan Penting Menggunakan Metodologi Yang Berbeda

Dalam beberapa jenis riset terdapat beberapa suatu kemungkinan hubungan yang diamati, yaitu penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran hubungan diantara fenomena yang dipelajari. kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang digunakan sepanjang alasan peneliti valid dan tepat. Oleh karena itu, replikasi memberikan banyak dasar kepada kita untuk menilai validitas dari temuan-temuan riset meskipun hanya satu riset yang tersedia.

 

MENGENALI MASALAH

Riset umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam riset meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah, dan perumusan atau formulasi masalah. Penentuan masalah merupakan tahap riset yang paling sulit dan krusial karena masalah riset mempengaruhi strategi yang ditetapkan dalam memecahkan masalah.

Dengan mengingat kesulitan itu, dapat kita ajukan suatu prinsip dasar, yaitu jika ingin memecahkan masalah, kita harus mengetahui hal yang menjadi masalahnya. Sebagian besar pemecahannnya terletak pada kemampuan dan pengetahuan kita tentang hal yang kita kerjakan. sebagian lainnya terletak pada pengetahuan tentang sifat dan hakikat dari masalah tersebut, khusunya sifat hakikat masalah ilmiah.

Selanjutnya, bagaimana kita mengatakan bahwa pernyataan terhadap masalah yang kita tanyakan sudah dikatakan baik? sementara masalah dalam riset beragam jenisnya, dan tidak ada satu justifikasi pun yang membenarkan bahwa masalah yang kita nyatakan sudah pasti benar.

Suatu masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau pernyataan yang menanyakan. Kebanyakan kasus suatu masalah memiliki dua variabel atau lebih. Disamping itu peneliti juga harus memperhatikan beberapa criteria umum dalam menentukan permasalah yang baik dan pernyataan masalah yang baik:

1.      Pertama, masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.

2.      Kedua, masalahnya harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.

3.      Ketiga, biasanya lebih sulit dipenuhi. masalah dan pernyataan harus dirumuskan dengan cara tertentu yang mnyiratkan adanya pengujian empiris.

 

JENIS MASALAH

Jenis masalah dalam riset yang diambil peneliti biasanya beragam. Bagi mahasiswa pemula, masalah yang diambil tentunya masalah-masalah yang sederhana. sementara, mahasiswa yang menyelesaikan tesis atau disertasi tentunya akan mengambil masalah yang berbeda. Penekanannya lebih kepada pengalaman tentang cara melakukan riset dan bukan pada memberikan kontribusi temuan riset. Oleh karena itu, untuk lebih memahami masalah yang ada dalam riset akuntansi keperilakuan, berikut berbagai jenis masalah dalam riset ini yang selanjutnya membutuhkan penyelesaian.

1.      Masalah-masalah yang ada pada saat ini di berbagai subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan penyelesaian.

2.      Area-area tertentu dalam subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan pembenahan atau perbaikan.

3.      Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena.

4.      Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.

 

JENIS MASALAH

Jenis masalah dalam riset yang diambil peneliti biasanya beragam. Bagi mahasiswa pemula, masalah yang diambil tentunya masalah-masalah yang sederhana. sementara, mahasiswa yang menyelesaikan tesis atau disertasi tentunya akan mengambil masalah yang berbeda. Penekanannya lebih kepada pengalaman tentang cara melakukan riset dan bukan pada memberikan kontribusi temuan riset. Oleh karena itu, untuk lebih memahami masalah yang ada dalam riset akuntansi keperilakuan, berikut berbagai jenis masalah dalam riset ini yang selanjutnya membutuhkan penyelesaian.

1.      Masalah-masalah yang ada pada saat ini di berbagai subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan penyelesaian.

2.      Area-area tertentu dalam subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan pembenahan atau perbaikan.

3.      Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena.

4.      Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.

 

MENYATAKAN DASAR PERMASALAHAN

Dasar permasalahan dimulai dari usaha untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan keperilakuan dengan merinci pertanyaan dasar kedalam pertanyaan- pertanyaan yang lebih khusus. Pertanyaan-pertanyaan yang terperinci tersebut dikatakan sebagai hasil dari proses pada hierarki pertanyaan riset akuntansi keperilakuan. Proses pada hierarki dimulai dari cara mengidentifikasi permasalahan akuntansi keperilakuan, mengembangkan pertanyaan, mengukur pertanyaan, serta membuat keputusan.

Terdapat tiga tahapan yang harus diperhatikan peneliti ketika merumuskan pertanyaan riset, yaitu:

1.      Tahapan pertama dimulai dari cara menemukan permasalahan akuntansi keperilakuan. Pada tahapan ini peneliti mengidentifikasikan gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah-masalah maupun kesempatan.

2.      Tahapan kedua adalah menemukan pertanyaan akuntansi keperilakuan. Pada bagian ini peneliti mengumpulkan informasi penyelidikan.

3.      Tahapan ketiga adalah menemukan pertanyaan riset. Pada bagian ini beberapa pertanyaan di rumuskan. Setiap pertanyaan merupakan alternative tindakan.

 

SUMBER PENEMUAN MASALAH

Secara umum, sumber penemuan masalah pada bidang ini dikelompokkan kedalam dua faktor:

a.      Faktor pertama dihasilkan dari pengalaman pribadi si peneliti atau di sebut pendekatan empiris (empirical approach). Jika ditarik kalimat tentang pengalaman pribadi, berarti terdapat suatu kejadian yang pernah bersinggungan dan dirasakan seseorang dalam kehidupan yang biasanya akan berbekas dalam hidupnya.

b.      Faktor kedua didapatkan dari tinjauan terhadap literatur riset. Pendekatan ini disebut pendekatan teoretis (teoritical approach). Berdasarkan literatur, riset dapat ditelusuri lagi kedalam dua kelompok, yaitu:

1.      Literatur yang telah dipublikasikan, meliputi:

o   Jurnal

o   Buku

2.      Literatur yang belum terpublikasikan, meliputi:

o   Skripsi

o   Tesis

o   Disertasi

o   Makalah-makalah seminar

 

KESALAHAN UMUM DALAM PENEMUAN MASALAH

Ketika berada dalam proses menemukan masalah, periset sering mengalami kendala maupun hambatan yang terkadang mengakibatkan stress yang dapat menurunkan motivasi periset untuk melanjutkan riset. Terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan periset dalam menemukan masalah. Berikut beberapa kesalahan umum yang dilakukan:

1.      Periset mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas.

2.      Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai dengan data yang tersedia.

3.      Periset merumuskan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset.

4.      Periset menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil riset sebelumnya dengan topic sejenis sehingga masalah riset tidak di dukung oleh kerangka teoritis yang baik.

5.      Periset memilih masalah riset yang hasilnya kurang  memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.

 

MEMAHAMI TEORI

Suatu teori mengenai konsep-konsep, definisi maupun proposisi disusun secara sistematis, selanjutnya dijelaskan untuk memperbaiki fenomena. Teori bisa berbeda dengan hipotesis karena kekeliruan. Perbedaan tersendiri yang membedakan hipotesis dan teori adalah satu dari tingkatan yang kompleks dan abstrak. pada umumnya, teori cenderung lebih kompleks, abstrak dan melibatkan beberapa variabel. Sebaliknya hipotesis cenderung lebih sederhana, variabel proposisinya terbata, dan melibatkan contoh yang kongkrit. Para peneliti harus mengetahui nilainilai dari teori. Teori memberikan manfaat berikut dalam beberapa hal:

a.      Teori membatasi cakupan fakta yang harus dipelajari.

b.      Teori menghendaki riset yang memungkinkan hasil yang lebih besar.

c.       Teori menyarankan suatu sistem bagi peneliti untuk menggunakan data dalam rangka mengklasIfikasikannya dengan cara-cara yang berarti.

d.      Teori merangkum pengetahuan tentang suatu objek dan menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan.

e.      Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta lebih lanjut yang harus ditemukan.

 

1.    Konsep

Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang objek dan peristiwa, diperlukan landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep dan konstruksi. Istilah “konsep” dan konstruksi (construct) mempunyai kemiripan arti. Suatu konsep mengungkapkan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Konsep mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan kejadian-kejadian, objek, kondisi, situasi, dan perilaku.

2.    Konstruksi

Suatu konstruksi adalah konsep, tetapi dengan pengertian tambahan. Konstruksi diciptakan untuk di gunakan dengan kesenjangan dan kesadaran penuh untuk maksud ilmiah yang lebih khusus. Konstruksi dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, tetapi juga menyangkut persepsi orang. Konstruksi sengaja digunakan secara sistematis untuk riset ilmiah melalui dua cara:

a.      Mengoperasionalisasikan kontruksi ke dalam konsep-konsep yang dapat diamati dan diukur menjadi variabel riset.

b.      Menghubungkan konstruksi yang satu dengan konstruksi yang lain menjadi konstruksi teori.

 

VARIABEL RISET

Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.Variabel biasanya di ekspresikan dalam bentuk lambing/simbol yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai. Akan tetapi, suatu variabel biasanya hanya memiliki dua nilai. Nilai variabel tergantung pada konstruksi yang mewakilinya.

1.    Variabel Independen Dan Variabel Dependen

Variabel independen disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel dependen yang diduga sebagai akibatnya. Oleh karena itu, variabel dependen atau variabel terikat dapat dikatan sebagai jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.

Di sisi lain, variabel independen merupakan anteseden, sedangkan variabel dependen adalah konsekuensi, penggunaan istilah variabel independen dan variabel dependen berasal dari istilah matematika.

 

2.    Variabel Moderasi

Dalam riset, hubungan sederhana membutuhkan syarat untuk memperbaiki penyebab dari variabel-variabel lain. Satu jenis variabel sering kli digunakan terhadap variabel penjelas. Dalam hal ini, variabel tersebut dikatakan variabel moderasi. Variabel moderasi adalah variabel independen kedua yang dipercaya mempunyai kontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh ketidakpastian terhadap keaslian hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

3.    Variabel Intervensi

Variabel intervensi (Intervening variable) merupakan suatu mekanisme konseptual dimana variabel independen dan variabel moderasi mempengaruhi variabel. Variabel intervensi di definisikan sebagai faktor yang secara teoritis memengaruhi fenomena yang di observasi, tetapi tidak bisa dilihat, diukur atau dimanipulasi.

Variabel tersebut terletak di antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel tersebut berperan sebagai mediasi dalam hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

 

PENGGUNAAN PROPOSISI DAN HIPOTESIS

Proposisi di definisikan sebagai suatu pernyataan tentang konsep-konsep yang dapat dipertimbangkan. Proposisi dapat menjadi sebuah kebenaran atau juga suatu kebohongan apabila mengacu pada fenomena yang diobservasi , dimana proposisi diformulasikan untuk di uji secara empiris sebagai hipotesis.

Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan. Di samping itu, hipotesis juga merupakan pertanyaan dugaan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) pada umumnya mampu menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lainnya secara umum maupun khusus.

a.    Kriteria Hipotesis

Ketika merumuskan sebuah hipotesis, peneliti harus memperhatikan beberapa kriteri berikut:

a.Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset.

b.Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.

c. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori- teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis saingan.

Hal yang sama pentingnya dengan hipotesis adalah masalah di balik hipotesis itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dewey, riset biasanya bermula dari suatu masalah. Riset merupakan suatu situasi yang tidak menentu dimana gagasan-gagasan masih kabur, atau terdapat kebimbangan yang membuat pikiran menjadi bingung. Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa masalah itu tidak terungkap dan memang tidak dapat di ungkapkan, sebelum seseorang pernah mengalami situasi yang tidak menentu seperti ini.

b.   Jenis Hipotesis

Pada dasarnya, hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Rumusan  hipotesis tersebut dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, yaitu pernyataan jika maka atau proposisi, hipotesis nol, hipotesis alternatif.

 

PEMILIHAN DATA ATAU SAMPEL RISET

Setiap menentukan besaran sampel yang digunakan dalam riset, langkah pertama harus dilakukan peneliti adalah mengetahui jumlah besaran populasi keseluruhan riset. Dari jumlah populasi tersebut, peneliti akan dapat menarik besarnya sampel representatif yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mampu melakukan generalisasi terhadap kesimpulan akhir riset. Tanpa mengetahui besaran populasi, peneliti akan sulit menentukan besaran sampel representatif untuk riset tersebut.

1. Populasi

Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam suatu populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen populasi merupakan subjek berdasarkan pengukuran yang diambil. Elemen populasi juga merupakan unit studi. Populasi sendiri merupakan daerah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi juga merupakan keeluruhan elemen yang berkaitan dengan harapan peneliti dalam mengambil beberapa kesimpulan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang di miliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dar populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan penarikan sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi atau menguji satu atau lebih hipotesis statistic.

3. Mengapa Menggunakan Sampel

Terdapat bebrapa alasan untuk melakukan pengambilan sampel, antara lain:

1.    Biaya yang murah

Dalam hal ini manfaat ekonomi yang diperoleh dari pengambilan sampel dibandingkan dengan sensus lebih besar dibandingkan dengan pengambilan sampel.

2.    Akurasi hasil yang lebih baik

Deming mengatakan bahwa kualitas studi jauh lebih baik jika menggunakan sampel didandingkan dengan sensus.

3.    Kecepatan mengumpulkan data

Kecepatan waktu pengambilan sampel ditentukan berdasarkan ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

4.    Ketersediaan elemen-elemen populasi

Beberapa situasi mengharuskan dilakukannya pengambilan sampel. pengambilan sampel merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan jika populasi tidak terbatas (banyak).

 

SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Data diperlukan untuk menjawab masalah riset atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Proses pengumpulan data tidak dapat dilepaskan dari alat- alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Pengumpalan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandarisasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah riset yang ingin dipecahkan. Msalah memberikan arah dan memengaruhi metode pengumpulan data.

1.    Jenis Data

Jenis data merupakan pengelompokan data yang didasarkan pada sifat data tersebut. Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, jenis data  di kelompokkan sebagai berikut:

a.      Data Subjek

Jenis data subjek merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek riset. Dengan demikian, data subjek merupakan data riset yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau kelompok dari sumbernya.

b.      Data Fisik

Data fisik merupakan jenis data yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian pada masa lalu. Data fisik dalam riset akuntansi keperilakuan dapat dikumpulkan melalui metode observasi.

c.       Data Dokumenter

Data documenter merupakan jenis data riset yang antara lain berupa faktur, penjualan, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Data documenter dalam riset dapat  menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan analisis kandungan(content analysis). Data dokumenter yang dihasilkan melalui analisis kandungan, antara lain kategori isi, tinjauan dokumen, pemberian kode berdasarkan karakteristik kejadian, atau transaksi.

2.    Sumber Data

Sumber data dapat dikatakan sebagai awal dari mana data berasal dan merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan pada setiap penentuan metode pengumpulan data. Dalam riset akuntansi keperilakuan, sumber data riset yang digunakan tidak jauh berbeda dengan sumber data yang digunakan dalam riset-riset lainnya. Riset akuntansi keperilakuan dapat di kumpulkan dengan menggunakan dua sumber data, yaitu:

a.      Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data ini dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset. Manfaat utama dari data primer adalah unsure-unsur kebohongan tertutup terhadap fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran yang dilihat. Disamping itu, peneliti dapat mengeliminasi atau setidaknya mengurangi berbagai data yang tidak relevan secara langsung.

Sedangkan kelemahannya adalah kebutuhan akan dana yang lebih besar dan waktu yang relative lebih lama. jika ditinjau dari metode yang digunakan, setidaknya terdapat dua metode dalam mengumpulkan data primer, yaitu metode survey dan metode observasi.

b.      Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu, mengklasifikasikan permasalahanpermasalahan, menciptakan tolok ukur untuk mengevaluasi data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi. Jika informasi telah ada, pengeluaran uang dan waktu dapat di hindari dengan menggunakan data sekunder. Manfaat lain dari data sekunder adalah seorang peneliti mampu memperoleh informasi lain, selain informasi utama.

 

VALIDITAS DAN KEANDALAN

Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku. Hal utama diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan hal kedua yang diukur berkaitan dengan hal yang tidak representatif (keandalan). Dua hal tersebut dinilai dengan menggunakan validitas dan keandalan.

Validitas mengacu pada lingkup yang diukur pada kenyataannnya. Peneliti ingin melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah risetnya. keandalam berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus yang jika digunakan di lapangan dan waktu yang berbeda akan menghasilkan seseuatu yang sama. Dalam itu, peneliti mengacu pada konsistensi dari suatu alat ukur.

Peneliti tergantung pada ukuran keandalan tetapi tidak tergantung pada alat ukur yang tidak andal.

1.    Validitas

Ada beberapa jenis validitas di antaranya, Validitas isi (content validity) mengacu pada cara peneliti menggambarkan dimensi-dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang ingin diukur. Khusunya berkaitan dengan tingkat ukuran yang ingin diberikan untuk menutupi rentang terhadap arti maupun suatu konsep.Validitas isi merupakan pokok pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah-istilah yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.

Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan antara konsep yang diukur dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui untuk mengukur konsep yang akan di teliti. Ada dua jenis kriteria yang berhubungan dengan validitas yaitu validitas prediksi (predictive validity) adalah validitas yang berkaitan dengan keakuratan suatu pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku.

Validitas konkuren (concurrent validity) adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat ukur dan criteria sekarang atau masa lalu. Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu pertimbangan tentang kesesuaian hasil pengukuran tersebut dengan teori. Validitas konstruksi sangat bermanfaat untuk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria eksternal.

2.    Keandalan

Suatu instrument alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.

 

METODE PENGUMPULAN DATA

Data primer dapat dikumpulkan dengan mengamati perilaku, serta melakukan survei atau eksperimen laboratorium. Observasi berarti terlibat secara langsung atau tidak langsung dengan perilaku orang-orang yang akan dijadikan studi.

1.    Survei

Dalam survei, data dikumpulkan dengan mengirimkan surat elektronik, menelpon atau memebrikan serangkaian pertanyaan. Survei melalui surat setidaknya lebih mahal. Pengumpulan data riset pada kondisi tetentu adakalanya tidak memerlukan kehadiran peneliti. Wawancara melalui telepon juga dapat mengumpulkan data dalam waktu yang singkat, tetapi memakan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan teknik lain.. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitive, atau kontroversional sehingga jika dilakukan dengan teknik kuesioner mungkin akan kurang memperoleh tanggapan respon.

2.    Observasi

Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihannya dari metode survey adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan lebih bebas dari bias pihak responden. Metode observasi menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai fenomena yang di teliti.

3.    Memilih Responden 

Langkah pertama dalam melilih responden adalah menetukan populasi. Setelah populasi di tentukan, peneliti mementukan suatu sensus atau suatu sampel. Sensus adalah kegiatan untuk mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi. Sampel merupakan kumpulan informasi dari bagian populasi. Suatu sensus akan tepat ketika:

  1. Populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan sampel secara signifikan.
  2. Penting untuk mengetahui setiap unsur dalam populasi.
  3. Risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
  4. Sampling Probabilitas Dan Non-probabilitas  

a.

Sampling probabilitas menggunakan beberapa bentuk dari sampling acak. Sementara sampling non-probabilitas tidak menggunakan sampling acak. Dalam sampling probabilitas, setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang dipilih harus diketahui. Ada beberapa jenis sampling probabilitas yaitu acak, sistematis, terstratifikasi, kelompok dan sebagainya.

Sampling non-probabilitas adalah ketika probabilitas yang dipilih tidak diketahui. Dengan sampling probabilitas sampling error dapat di taksir secara matematis karena probabilitas yang diplih diketahui. Hal ini memberikan suatu pengukuran yang objektif terhadap sampel yang representatif kepada para  peneliti. Pengetahuan pada probabilitas yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel yang tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah penting.

 

INSTRUMEN RISET      

Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting dalam proses riset. Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara menarik sehingga responden tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada hakikatnya bertujuan meningkatkan respons, validitas, dan keandalan data.

 

MENJAMIN KERJA SAMA RESPONDEN

Desain kuesioner yang baik sangat bermanfaat jika responden tidak bersikap kooperatif terhadap para peneliti yang menghendaki informasi. Ada bebrapa teknik yang dapat menghasilkan respons yang tinggi. Pertama, sebelum wawancara dengan responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi mereka melalui telepon untuk membuat suatu janji wawancara. Pada hari wawancara, peneliti seharusnya datang tepat waktu dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama responden.

Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu mengirimkan surat kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar dari riset tersebut, dan meminta kerja sama saat menelpon. Penawaran insentif dalam bentuk uang tunai atau bentukbentuk lainnya akan lebih membantu.

 

MENJAMIN VALIDITAS DAN KEANDALAN JAWABAN

Hanya informasi-informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka (open ended) atau sudah ditentukan kemungkinankemungkinan jawabannya (closed ended).

Suatu pertanyaan open-ended diminta untuk suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan closed-ended menawarkan bermacam-macam pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta untuk memilih satu atau lebih pilihan jawaban. Manfaat dari format pertanyaan ini termasuk memudahkan jawaban dari para responden dan memudahkan tabulasi dan penjelasan dari peneliti.

 

ANALISIS DATA DAN PERSIAPAN LAPORAN

Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam riset. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat  bergantung pada jenis riset dan data yang diperoleh. Ketersediaan alat-alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alat analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan terkadang hanya ada satu alat analisis yang dapat digunakan.

Ketersediaan alat-alat analisis tersebut mencerminkan kompleksnya permasalahan atau fenomena yang dihadapi di setiap riset. Tahap akhir dari riset adalah penyusunan laporan riset. Secara umum, laporan riset berisi tentang hal-hal yang terkait dengan kegiatan peneliti sejak tahap persiapan riset hingga interpretasi dan penyimpulan hasil analisis. Bentuk baku dari suatu laporan riset belum ada. Bentuk atau format laporan riset sangatlah dipengaruhi oleh keinginan si peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta permintaan dari para sponsor riset.

 

Sumber:                 

Ikhsan Lubis, Arfan.2017. Akuntansi Keperilakuan: Akuntansi Multiparadigma. Edisi 3.

Jakarta : Salemba Empat

0 Response to "Rangkuman Akuntansi Keperilakuan BAB 7 METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel